Minggu, 18 Agustus 2013

Indonesia Punya Ayam Termahal Di Dunia

Ayam Cemani

Banyak pasar yang menjual unggas-unggas eksotis termasuk ayam di berbagai negara. Unggas hidup rata-rata dijual mulai dari US$ 50 per ekor hingga ribuan dolar Amerika Serikat (AS) untuk setiap pasangnya. Namun hanya ayam dari Indonesia yang bisa membuat Anda merogoh hingga US$ 5 ribu (Rp 51,6 juta) untuk memperoleh setiap pasangnya.


Seperti dilansir dari Phoenix New Times, Kamis (15/8/2013), ayam termahal di dunia ternyata berasal dari Indonesia yaitu jenis Ayam Cemani. Untuk satu ekornya hewan unggas ini, pembeli harus merogoh uang hingga US$ 2.500 per ekor (Rp 25,8 juta).

Paul Bradshaw dari Greenfire Farms Florida, mengatakan mahalnya harga ayam ini disebabkan faktor langka dan sulit untuk berkembang biak. Greenfire sendiri akan menjadi peternak ayam cemani pertama di AS, meskipun jenis ayam tersebut masih belum tersedia hingga musim semi 2014 mendatang.


Banyak orang yang setuju jika ayam tersebut memiliki unsur estetika yang tidak dimiliki unggas lainnya. Ayam cemani memiliki warna hitam pekat di tubuhnya. Bukan hanya bagian luarnya, bulu, otot, tulang dan organ-organ tubuh di dalamnya juga berwarna hitam.
"Ayam ini sangat cantik, seperti memandangi benda hitam saja," tutur Bradshaw.

Tak hanya itu, unggas ini telah dikenal bernilai tinggi karena diyakini memiliki kekuatan magis. Kecantikannya tercermin dari warna hitam yang berkilau dan mengkilat di seluruh tubuhnya. Hal ini membuat harga ayam cemani melambung tinggi. Cemani sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti 'hitam pekat'. Ayam ini pernah diekspor ke Eropa pada 1998 dan dikaitkan dengan Black Chicken Swedia. (Sis/Shd)

*Sumber : http://bisnis.liputan6.com/read/665489/indonesia-punya-ayam-termahal-di-dunia

Jumat, 14 Juni 2013

Bisnis : Ayam Goreng Cemani

Gambar Ilustrasi

Cetak Ayam goreng berbalut tepung sudah tidak asing lagi di lidah masyarakat Indonesia. Rasanya yang gurih membuat kudapan ini banyak digemari orang sebagai lauk makan. Tak heran, bila banyak pelaku usaha kuliner melirik menu olahan ayam ini sebagai larang bisnis.



Salah satunya adalah Agus Sucipto di Bekasi, Jawa Barat. Ia sudah menekuni usaha ayam goreng krispi sejak 1999 dengan merek Cemani Fried Chicken. Sejak 2010 lalu, Cemani Fried Chicken resmi membuka peluang kemitraan. Kini, total gerai Cemani sudah ada tujuh. Rinciannya, lima gerai milik mitra dan dua milik sendiri.


Cemani menawarkan dua paket kemitraan. Pertama, paket senilai Rp 3 juta. Biaya investasi itu dipakai sebagai biaya pendampingan, pelatihan mitra, dan biaya survey lokasi. Untuk perlengkapan usaha, mitra mendapat fasilitas pinjaman booth dan peralatan masak. "Paket ini khusus untuk orang-orang yang di-PHK dan komitmen berwirausaha,” kata Agus.

Kedua, paket dengan biaya investasi Rp 9 juta. Mitra akan mendapatkan booth, peralatan masak, pendampingan, pelatihan, dan survei lokasi. Cemani tidak memungut biaya royalti dari mitra. Agus mengklaim, rata-rata gerai Cemani meraup omzet mulai Rp 450.000 – Rp 1,2 juta per hari.

Dengan laba bersih Rp 20 persen, mitra diperkirakan balik modal dalam waktu dua bulan hingga enam bulan. Cemani menyajikan menu ayam goreng kripsi plus nasi. Untuk setiap potong ayam dihargai Rp 5.000 – Rp 6.000. Sementara harga nasi dibanderol Rp 3.500 per porsi.

“Dari riset saya, harga ini di bawah harga pasaran, tapi kualitasnya sama dengan produk yang disediakan di restoran cepat saji yang sudah terkenal,” klaimnya.Meski sudah berjalan lama, Agus mengakui mitranya belum terlalu banyak. Pasalnya, selama ini pemasaran Cemani hanya dari mulut ke mulut. Baru sebulan belakangan, Agus memasang iklan di beberapa situs di internet. Targetnya hingga tutup tahun ini bisa menggaet minimal 15 mitra baru.

Sumber : http://www.kompas.com/read/xml/2013/04/24/15434143/Peluang.Bisnis.Ayam.Goreng.Cemani.

Sabtu, 11 Mei 2013

KARAKTERISTIK AYAM CEMANI

Ayam Cemani Hitam
Ayam Cemani tidak berbeda dengan ayam kampung lainnya. Ayam cemani jantan dewasa bisa mencapai berat 3.5 - 5.5 kg dan ayam cemani betina 2.5 - 3.5 kg. Ayam cemani mulai bertelur pada kisaran umur 6 - 7 bulan. Berat telur rata-rata 40 - 50 gram dengan produksi telur kurang lebih 39 - 68 butir per tahun (Iswanto, 2005). 

Perbedaan ayam cemani dan ayam kedu hitam terdapat pada sebaran warna hitam. Warna hitam pada ayam cemani menyebar ke seluruh bagian tubuh seperti, bulu, jengger, kulit, daging, tulang, mata, paruh, kaki, cakar, langit-langit rongga mulut, dan kloaka. Sedangkan pada ayam kedu hitam bagian tertentu seperti kulit, paha atas, dan pial berwarna agak kemerahan. Secara ilmiah warna pada ayam bukan akibat faktor lingkungan seperti pakan atau pun suhu, melainkan pengaruh dari gen yang diturunkan dari induknya. 

Secara usia pertumbuhan pada umur 1 - 2.5 bulan pertumbuhan bulu lambat, umur 3 bulan bulu tumbuh lengkap warna hitam, setelah dewasa sosok tubuh tinggi besar dan warna hitam legam mengkilat.   

Jumat, 05 April 2013

Penyebab Warna Hitam Pada Ayam Cemani


Cemani : Hitam tak Selamanya Kelam
Karakteristik warna  hitam  daging  diduga karena tingginya kandungan  senyawa  kimia penentu warna daging, seperti pada ayam Kedu hitam daging hitam dan  ayam Kedu  putih daging hitam serta jenis ayam Cemani. Ayam-ayam  tersebut  mempunyai  keunikan  pada penampilan seluruh bagian tubuhnya,  yaitu cenderung  berwarna lebih hitam dibandingkan dengan ayam kampung atau broiler. Diduga  hitamnya  ayam  Cemani  dan  Kedu hitam  ditentukan  pula  oleh  melanin.  

Melanin merupakan  pigmen  warna  hitam  yang  lazim terdapat  pada  non  daging.  Melanin  pada umumnya  tidak  ditemukan  pada  jaringan  otot, tetapi terdapat pada jaringan kulit. Ayam  yang berbulu dan berkulit hitam diduga mengandung melanin  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan yang  putih.  

Pengamatan  untuk  mengetahui adanya  melanin  pada  daging  ayam berwarna hitam perlu dilakukan. Sel  melanosit  menghasilkan  melanin  yang merupakan penentu warna kulit dan bulu (HILL dan MCGRAW,  2006).  Menurut ORTOLANI-MACHADO et al. (2009) pembentukan melanin pada  dermal  mirip  dengan  epidermal  kulit. Namun,  pigmen  melanin  juga  terdapat  pada jaringan  membran  burung  selain  pada  kulit, bulu dalam bentuk eumelanin hitam atau coklat dan merah atau kuning pheomelanin (VELISEK et al., 2007). Warna  daging  berubah  karena  pengolahan. QIAO et  al. (2002)  menyatakan,  bahwa  warna merupakan atribut kualitas yang mempengaruhi konsumen dalam  menerima  berbagai  produk makanan,  termasuk  daging  unggas.  

Warna daging  yang  cenderung  lebih  hitam memperlihatkan septicemia  dan toxemia  yaitu indikasi  adanya  patogen  atau  toksin  dalam sistem pembuluh darah (BOULIANNE dan KING, 1998).  Namun,  berbeda  pada  ayam Cemani, hitamnya  daging  diketahui  sebagai fibromelanosis  (PURNAMASARI,  2009). Fibromelanosis  merupakan  efek  kombinasi pigmen hitam  (melanin)  pada  kulit  dan  merah pada darah di pembuluh kapiler. 

QIAO  et  al.  (2001)  melaporkan,  bahwa derajat  keasaman  berkorelasi  negatif  terhadap nilai L* (lightness)  warna daging. BOULIANNE dan KING  (1998)  melaporkan,  bahwa  warna yang lebih hitam dari warna normal fillet dada ayam memperlihatkan tingginya pH, tingginya kandungan mioglobin, dan tingginya kadar besi (Fe) serta  total  heme  (CLARK  et  al.,  1997). 

Penggunaan  bahan  kimia  bersifat  asam  seperti asam  sitrat dapat  berdampak  pada  warna daging broiler  yang  memucat.  Namun  belum dikaji  sejauh  mana pengaruhnya  terhadap warna daging ayam Cemani. 

Sumber :
SIFAT WARNA DAN KIMIA DAGING AYAM CEMANI YANG DIRENDAM DALAM LARUTAN ASAM SITRAT 
(Color and Chemical Characteristics of Cemani Chicken Meat Soaked in Citric Acid Solution) 
Oleh PURNAMASARI, E., A.M. LEGOWO dan V.P. BINTORO

Kamis, 04 April 2013

PELESTARIAN DAN PENELITIAN AYAM CEMANI

Ayam Cemani : Koleksi pribadi


Ayam Cemani termasuk sumber daya genetik unggas ayam lokal asli yang diperhitungkan, sama halnya dengan ayam Kedu, ayam Pelung di Cianjur, ayam sentul di Ciamis, ayam Balenggek di Sumatera Barat, ayam Merawang di Bangka, ayam Ayunai di Papua, ayam Nunukan di P. Nunukan Kalimantan Timur dan sebagainya. 

Upaya pelestarian ayam Kedu yang mempunyai kekerabatan genetik sangat dekat dengan ayam Cemani telah dilakukan oleh Unit  Pelaksana Teknis (UPT) Pembibitan Ternak Unggas di maron, Kabupaten  Temanggung Propinsi Jawa Tengah. UPT ini berada di bawah pengelolaan Dinas Peternakan Propinsi Jawa Tengah. Disamping itu, kelompok peternak ayam Kedu di Kabupaten Temanggung mempunyai koleksi ayam Kedu dan Cemani. 

Upaya pelestarian sumberdaya genetika lokal ini secara nasional dikampanyekan oleh Komisi Nasional Plasma Nutfah, yang diharapkan setiap Pemerintah Daerah serendah-rendahnya Kabupaten atau Kota, yang relatif mempunyai kekuasaan dan dana untuk memperhatikan kekayaan alam asli. Masyarakat peternak atau penggemar di daerah dapat berperan dalam upaya pelestarian sumberdaya alam ini. Upaya penelitian yang dilakukan lembaga penelitian pemerintah dan lembaga perguruan tinggi diharapkan dapat berperan untuk  menggali sebanyak-banyaknya manfaat sumber daya genetika unggas lokal agar dalam jangka pendek dapat langsung dimanfaatkan masyarakat. 

Namun berbeda dengan ayam Kedu, upaya penggalian manfaat ayam Cemani ini belum banyak dilaporkan,  kecuali laporan-laporan apa yang dilakukan masyarakat pada ayam Cemani, yang konon dicari oleh orang-orang tertentu untuk tujuan-tujuan tertentu.

S o f j a n   I s k a n d a r ,   Y u s e p   S a e f u d i n
Penulis adalah Peneliti di Balitnak Bogor
Dimuat pada Tabloid Sinar Tani, 17 Maret 2004

Rabu, 03 April 2013

Menganakpinakan Ayam Cemani

Ayam Cemani : Koleksi Pribadi
Ukuran fisik ayam Cemani tidak banyak beda dengan ayam Kedu. Jantan lebih besar dibanding yang betina. Bagaimana cara menganakpinakkan ayam hitam legam ini? Ayam Cemani jantan dewasa pada waktu berdiri normal mencapai tinggi sekitar 60 cm dengan lingkar dada mencapai 34 cm dan panjang sayap 25 cm. Sementara, ayam betina dewasa mencapai tinggi 50 cm dengan lingkar dada 27 cm dan panjang sayap 21 cm. 

Bobot anak ayam umur sehari berkisar antara 28-32 gram/ekor. Bobot ayam betina berumur 5 bulan berkisar antara 1.200-1.300 gram/ekor. Ayam jantan umur 5 bulan berkisar antara 1.400-1.500 gram /ekor. Umur pertama bertelur berkisar antara 4,6-6,5 bulan dan produksi telur pada  pemeliharaan diumbar dan semi intensif berkisar 56-77 butir per ekor/tahun, sementara yang dipelihara intensif dalam kandang batere dapat mencapai 215 butir/ekor/tahun. Bobot telur ayam berkisar antara 41-49 gram/butir. Konsumsi pakan ayam dewasa per hari mencapai 93 gram  per ekor. 

Cara Pemeliharaan 

Tatacara pemeliharaan ayam Cemani sama dengan cara pemeliharaan ayam Kedu Hitam. Ayam Cemani dikawinkan dengan sesama ayam Cemani secara alami dengan perbandingan maksimal 1 jantan 5 betina untuk yang ditetaskan sendiri oleh induknya, karena ayam ini masih memiliki sifat mengeram dan mengasuh anaknya. Anak-anak ayam yang menetas  kemudian dipisahkan antara yang berwarna hitam legam murni, anak ayam Cemani dari yang berwarna selain hitam, sebagai anak ayam Kedu. 

Pemeliharaan anak-anak ayam dapat segera dilakukan begitu telur menetas dan dipisahkan dari induknya, atau dari mesin apabila ditetaskan dengan  mesin tetas untuk dipelihara dalam kandang yang dilengkapi dengan pemanas. Setelah anak-anak ayam berumur 4 hari, segera dilakukan imunisasi  dengan vaksin tetelo atau ND (Newcastle  desease), yang dapat diperoleh dari toko-toko pakan dan obat ayam. Imunisasi kemudian diulang pada umur 4 minggu dan 4 bulan. Selain vaksin ND, dapat juga diimunisasi  dengan vaksin cacar  flow pox, apabila perlu. 

Proses seleksi dilakukan terus menerus untuk memisahkan anak-anak ayam yang berbulu bukan hitam. Ayam dapat dipelihara dalam kandang berlantai kawat atau bambu atau langsung di atas lantai tanah atau sekam atau serbuk gergaji secukupnya. Ukuran kandang bervariasi disesuaikan dengan besar ayam. Untuk ayam dewasa setiap luasan lantai 1 meter persegi, maksimum dapat diisi oleh 4-6 ekor. Ruangan dalam kandang ayam harus terhindar dari pemanasan matahari langsung dan basah kena air hujan. Ventilasi dibuat secukupnya di sekitar dinding kandang. Kebersihan kandang harus selalu dipelihara untuk menghindarkan ayam dari penyakit.  Larutan desinfektan dapat dipakai  untuk menyemprot setiap pojok kandang setelah dibersihkan dari sampah dan debu. Penerangan dapat diberikan secukupnya terutama untuk anak-anak ayam untuk memudahkan pengontrolan pada waktu malam hari. 

Jenis pakan yang dapat diberikan untuk lebih  mudahnya dapat memakai pakan jadi komersial untuk ayam ras tipe petelur mulai  dari pakan untuk anak ayam, ayam muda dan ayam dewasa. Namun untuk menekan harga, pakan dapat dibuat dengan campuran berbagai bahan pakan seperti dedak padi,  jagung giling, menir, gabah dan sebagainya, yang disesuaikan dengan ketersediaan bahan dan murah harganya. Berikut ini disajikan salah satu contoh formula ransum sederhana dengan bahan-bahan pakan yang mudah diperoleh unt uk anak ayam, ayam muda dan ayam dewasa. Adapun kandungan gizi sedikit ditingkatkan untuk  mengatasi kemungkinan penurunan kualitas bahan-bahan pakan yang kadang terjadi dari waktu ke waktu. 

Pakan lebih baik diberikan dalam bentuk kering sekali atau dua kali setiap hari secara berlebih dengan selalu memperhatikan sisa pakan pada pagi hari sebelum diberi, jika masih ada sisa penambahan pakan bisa dikurangi. Konsumsi ransum bulanan per ekor, mulai dari 4 minggu pertama, ayam  akan memakan se banyak 392 gram/ekor, kemudian sebanyak 838 g/ekor pada 4 minggu berikutnya  dan seterusnya untuk konsumsi pakan pada umur 5 sampai dengan 8 minggu, kemudian sebanyak 1.159 gram. Memasuki umur 13 minggu, ayam memakan sebanyak 1.364 gram/ekor. Selanjutnya ayam akan makan terus akibat bertambahnya sampai umur dewasa yang rata-rata hanya makan sebanyak kurang lebih 100 gram/ekor/hari.

S o f j a n   I s k a n d a r   d a n   Y u s e p   S a e p u d i n
Penulis adalah Peneliti di Balitnak Bogor
Dimuat pada Tabloid Sinar Tani, 17 Maret 2004

Kamis, 21 Maret 2013

Sejarah Ayam Cemani

Ayam Cemani Hitam Legam
sumber gambar : ayamcemania.blogspot.com
Asal-usul ayam cemani sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti. Ada dua versi yang beredar di masyarakat mengenai asal-usul ayam cemani, yaitu versi Tjokromiharjo dan versi Makukuhan. 

Versi Tjokromiharjo 

Versi ini menyebutkan bahwa ayam cemani pertama kali diperkenalkan oleh Kepala Desa Kalikuto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang yang bernama Tjokromiharjo. Tjokromiharjo semasa hidup mencurahkan perhatiannya pada bidang peternakan. Menurut Majalah Minggu Pagi tanggal 7 Juni 1959, Tjokromiharjo mendapat pengetahuan peternakan dari kursus-kursus yang diadakan oleh Dr. Douwes Dekker pada tahun 1919 di Bandung dan hasil korespondensinya dengan ahli perunggasan dari Colorado bernama Mr. Schelter. Ayam Cemani bukan berasal dari daerah Kedu tetapi hasil persilangan dari beberapa generasi ayam Dorking dari Inggris yang dibawa oleh Raffles tahun (1811 - 1816) dengan ayam kampung dari daerah Dieng, Jaawa Tengah dan hasil keturunan kawin silang tersebut menyebar sampai ke daerah Kedu dan sekitrnya. 

Versi lainnya menyebutkan bahwa ayam cemani milik Tjokromiharjo bukanlah asli ayam kedu, tetapi merupakan hasil kawin silang antara ayam kampung dengan ayam australop, yang penyilangannya dilakukan sendiri oleh Tjokromiharjo.

Versi Makukuhan

Versi Makukuhan menyebutkan bahwa legenda keberadaan ayam Cemani dimulai pada saat berakhirnya Kerajaan Majapahit dan dibawa ke Kerajaan Demak oleh Ki Ageng Makukuhan. Suatu ketika, saat bertapa di wilayah Kedu, beliau diminta untuk mengobati penyakit putra Panembahan Hargo Pikukuh yang bernama Lintang Katon menggunakan ayam piaraannya. Cerita ini melegenda di daerah Kedu dan sekitarnya sampai sekarang, dan ayam cemani dipercaya memiliki kekuatan magis. 

Menurut para sejarahwan Jauhari (1987) menyatakan bahwa ayam cemani merupakan sisa ayam purba yang masih dapat ditemukan di daerah Kedu, Jawa Tengah. Pertama kali dipamerkan pada tahun 1924 di Pekan Raya Surabaya dan dikenal sebagai ayam hitam. Pada tahun 1926 kembali ayam hitam tersebut dipamerkan dalam kontes Pekan Raya Semarang dan pada waktu itu ayam hitam tersebut resmi diberi nama ayam kedu. 

Senin, 18 Maret 2013

Beternak Ayam Cemani

Ternak Ayam Cemani


Salah satu sumberdaya genetik ternak lokal di Indonesia adalah ayam lokal baik yang asli dari Indonesia maupun yang berasal dari luar negeri yang telah beradaptasi di Indonesia selama beberapa generasi. Ayam lokal lebih mudah dipelihara dan rentan terhadap penyakit jika dibandingkan dengan ayam ras luar negeri. Sebagian besar ayam lokal Indonesia dipelihara dengan sistem tradisional secara ekstensif sehingga ayam-ayam tersebut bebas berkeliaran mencari makan dan tidur dimanapun mereka suka seperti di pohon, lembah dan di setiap pinggir rumah penduduk.

Ayam Cemani merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari daerah Kedu Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Ayam cemani mempunyai potensi serta nilai ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan ayam lokal lainnya. Pangsa pasar ayam cemani tidak hanya terbatas pada pasar lokal/nasional tetapi juga dapat dikembangkan ke pasar internasional (ekspor).

Ayam cemani termasuk ayam yang produktif dengan produksi telur yang cukup tinggi yaitu kurang lebih 215 butir/ekor/tahun. Cara pemeliharaan ayam cemani tidak berbeda dengan budidaya ayam kampung lainnya. Ayam cemani jantan dewasa bisa mencapai berat 3.5 – 5.5 kg dan betina dewasa 2.5 – 3.5 kg. Ayam cemani betina mulai bertelur pada umur 6 – 7 bulan dengan berat telur rata-rata 40 – 50 gram per butir.

Secara teknis pemeliharaan ayam cemani tidak terlalu menuntut penggunaan teknologi yang modern. Ayam cemani memiliki kemampuan yang baik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan lebih tahan terhadap penyakit. Pemberian pakan mudah dan dapat memanfaatkan sisa-sisa hasil pertanian ataupun sisa-sisa rumah tangga.

Pemberian pakan ayam cemani harus disesuaikan dengan umur atau periode pertumbuhan. Pada ayam cemani ada tiga tahapan dalam pemberian pakan, yaitu periode untuk anak ayam umur 0 - 3 bulan membutuhkan pakan 10 - 50 gram makanan/ekor/hari, periode dara umur 3-5 bulan membutuhkan pakan 60 - 70 gram makanan/ekor/hari dan periode dewasa umur lebih dari 5 bulan membutuhkan makanan 80 - 90 gram/ekor/hari.