Ayam Cemani Hitam Legam sumber gambar : ayamcemania.blogspot.com |
Versi Tjokromiharjo
Versi ini menyebutkan bahwa ayam cemani pertama kali diperkenalkan oleh Kepala Desa Kalikuto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang yang bernama Tjokromiharjo. Tjokromiharjo semasa hidup mencurahkan perhatiannya pada bidang peternakan. Menurut Majalah Minggu Pagi tanggal 7 Juni 1959, Tjokromiharjo mendapat pengetahuan peternakan dari kursus-kursus yang diadakan oleh Dr. Douwes Dekker pada tahun 1919 di Bandung dan hasil korespondensinya dengan ahli perunggasan dari Colorado bernama Mr. Schelter. Ayam Cemani bukan berasal dari daerah Kedu tetapi hasil persilangan dari beberapa generasi ayam Dorking dari Inggris yang dibawa oleh Raffles tahun (1811 - 1816) dengan ayam kampung dari daerah Dieng, Jaawa Tengah dan hasil keturunan kawin silang tersebut menyebar sampai ke daerah Kedu dan sekitrnya.
Versi lainnya menyebutkan bahwa ayam cemani milik Tjokromiharjo bukanlah asli ayam kedu, tetapi merupakan hasil kawin silang antara ayam kampung dengan ayam australop, yang penyilangannya dilakukan sendiri oleh Tjokromiharjo.
Versi Makukuhan
Versi Makukuhan menyebutkan bahwa legenda keberadaan ayam Cemani dimulai pada saat berakhirnya Kerajaan Majapahit dan dibawa ke Kerajaan Demak oleh Ki Ageng Makukuhan. Suatu ketika, saat bertapa di wilayah Kedu, beliau diminta untuk mengobati penyakit putra Panembahan Hargo Pikukuh yang bernama Lintang Katon menggunakan ayam piaraannya. Cerita ini melegenda di daerah Kedu dan sekitarnya sampai sekarang, dan ayam cemani dipercaya memiliki kekuatan magis.
Menurut para sejarahwan Jauhari (1987) menyatakan bahwa ayam cemani merupakan sisa ayam purba yang masih dapat ditemukan di daerah Kedu, Jawa Tengah. Pertama kali dipamerkan pada tahun 1924 di Pekan Raya Surabaya dan dikenal sebagai ayam hitam. Pada tahun 1926 kembali ayam hitam tersebut dipamerkan dalam kontes Pekan Raya Semarang dan pada waktu itu ayam hitam tersebut resmi diberi nama ayam kedu.